Minggu, 27 September 2009

Harry Potter










Harry Potter merupakan salah satu seri novel fantasi karya J. K. Rowling dari Inggris mengenai seorang anak laki-laki bernama Harry Potter. Sejak rilis pertama novel ini, Harry Potter dan Batu Bertuah pada tahun 1997 di Inggris, buku ini telah mendapatkan ketenaran dan kesuksesan secara komersial di seluruh dunia, diangkat menjadi film, video game, dan beragam merchandise.

Latar belakang kisah ini kebanyakan berada di Sekolah Sihir Hogwarts dan berpusat pada pertarungan Harry Potter melawan penyihir jahat Lord Voldemort, yang menggunakan Ilmu Hitam untuk membunuh orangtua Harry.

Kesemua tujuh buku yang direncanakan Rowling dalam seri novel ini telah diterbitkan. Buku keenam, Harry Potter dan Pangeran Berdarah-Campuran versi asli bahasa Inggris diterbitkan pada 16 Juli 2005, sementara buku ketujuh, Harry Potter dan Relikui Kematian diluncurkan di seluruh dunia pada 21 Juli 2007 (versi terjemahan bahasa Indonesia diterbitkan pada tanggal 13 Januari 2008). Enam buku pertama dalam seri novel ini secara keseluruhan telah terjual lebih dari 325 juta kopi, dan telah diterjemahkan ke lebih dari 63 bahasa.

Atas kesuksesan novel-novelnya ini, Rowling telah menjadi penulis terkaya sepanjang sejarah kesusasteraan. Versi-versi asli dalam bahasa Inggris diterbitkan oleh penerbit Bloomsbury di Inggris Raya, Scholastic Press di Amerika Serikat, Allen & Unwin di Australia, dan Raincoast Books di Kanada. Versi bahasa Indonesia diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama.

Lima buku pertama telah diangkat menjadi film layar lebar oleh Warner Bros. dan mendulang kesuksesan besar. Film kelima, Harry Potter and the Order of the Phoenix, mulai diambil gambarnya pada Februari 2006, dan dirilis pada 11 Juli 2007 di Amerika Serikat. Film keenam, Harry Potter and Half Blood Prince, dirilis pada 15 Juli 2009.

Tentang penciptaan Harry Potter

Ide tentang Harry Potter pertama kali tercetus dalam pikiran J. K. Rowling ketika menaiki kereta api dari Manchester ke London pada tahun 1990. Pada waktu itu, dia baru saja bercerai dan mengambil inisiatif untuk menjadikan Harry Potter sebagai inspirasi hidupnya. Dia menghabiskan waktu di dalam perjalanannya itu dengan memikirkan plot yang lengkap tentang ceritanya itu. Di situs webnya, Rowling menceritakan pengalamannya itu:
“ Saya telah menulis hampir tanpa jeda sejak umur enam tapi sebelumnya saya tidak pernah merasa begitu bergairah akan suatu gagasan. Saya hanya duduk dan berpikir, selama empat jam (menunggu keterlambatan kereta api), dan semua detel bermunculan di otak saya, dan anak laki-laki ceking berambut hitam dan berkaca mata yang tidak menyadari bahwa ia adalah seorang penyihir menjadi semakin lama semakin nyata bagi saya. ”

Pada tahun 1995, buku pertama berjudul Harry Potter and Philosopher's Stone (diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sebagai Harry Potter dan Batu Bertuah) selesai dibuat dan naskahnya dikirimkan ke beberapa agen. Agen kedua yang dicobanya, Christopher Little, menawari untuk mewakilinya dan mengirimkan naskah itu ke Bloomsbury. Setelah delapan penerbit lainnya menolak Philosopher's Stone, Bloomsbury menawarkan uang muka £3.000 untuk menerbitkannya.

Walaupun Rowling menyatakan bahwa ia tidak memiliki target khusus mengenai umur pembacanya ketika ia mulai menulis buku-buku Harry Potter, penerbitnya pada permulaannya telah menetapkan target pembacanya antara umur sembilan hingga sebelas.[6] Pada malam sebelum penerbitan, Joanne Rowling diminta oleh penerbitnya untuk menggunakan nama samaran yang lebih netral-jender, supaya dapat menarik anak laki-laki dalam jangkauan umur tersebut, karena mereka khawatir bahwa anak laki-laki tidak akan tertarik membaca novel yang mereka ketahui ditulis oleh seorang wanita. Ia memilih untuk menggunakan nama J. K. Rowling (Joanne Kathleen Rowling), mengambil nama neneknya sebagai nama keduanya, karena ia tidak memiliki nama tengah.

Buku pertama Harry Potter diterbitkan di Britania Raya oleh Bloomsbury pada Juli 1997. Di Amerika Serikat buku ini diterbitkan oleh Scholastic pada September 1998, di mana Rowling menerima $105.000 untuk hak penerbitan Amerika Serikat — sebuah nilai yang tidak biasa bagi sebuah buku anak-anak yang dikarang oleh pengarang yang tidak dikenal (pada saat itu).[8] Khawatir bahwa para pembaca di Amerika tidak mengerti kata "philosoper" atau tidak menganggapnya sebagai tema magis (karena "Philosoper's Stone" atau batu filsuf adalah kata dalam bidang alkimia), Scholastic bersikeras untuk mengganti nama buku itu menjadi Harry Potter and the Sorcerer's Stone untuk pasar Amerika.

Selama hampir satu dasawarsa, Harry Potter telah mengalami kesuksesan besar, tidak hanya karena resensi yang positif dan strategi pemasaran penerbit Rowling, tetapi juga karena pembicaraan dari mulut ke mulut di antara para penggemarnya, terutama di antara para remaja laki-laki. Kalangan remaja laki-laki ini menjadi penting, karena selama bertahun-tahun kalangan ini semakin tidak tertarik dengan bacaan yang dianggap ketinggalan zaman ketimbang video game dan internet. Penerbit Rowling berhasil menangkap kegairahan di kalangan remaja laki-laki ini dan segera merilis keempat buku pertama berturut-turut secara cepat, sehingga kegairahan mereka tidak sempat meredup ketika Rowling bermaksud untuk istirahat menulis di antara rilis Harry Potter dan Piala Api dan Harry Potter dan Orde Phoenix, dan dengan segera terbentuklah grup pembaca yang loyal.Seri ini juga mendapatkan para penggemar dewasa, dengan diterbitkannya dua edisi untuk setiap buku Harry Potter (di Kanada dan Britania Raya, tapi tidak di Amerika Serikat). Keduanya memiliki naskah yang sama persis, tetapi dengan sampul yang berbeda, untuk masing-masing edisi anak-anak dan dewasa.

Untuk sinopsis per novel, lihat artikel yang relevan di masing-masing seri.

Kisah dibuka dengan perayaan tak terkendali di dunia sihir (yang biasanya merupakan komunitas yang rahasia) setelah bertahun-tahun mengalami teror oleh Lord Voldemort. Pada malam sebelumnya, Voldemort telah menemukan tempat perlindungan rahasia keluarga Potter, dan membunuh James dan Lily Potter. Namun demikian, ketika ia mengarahkan tongkat sihirnya kepada bayi mereka, Harry, kutukan pembunuh yang dikeluarkannya malah membalik kepada dirinya sendiri. Arwah Voldemort tercabik dari tubuhnya sendiri yang hancur, menghilang dari dunia sihir, tapi tidak mati. Sementara itu, satu-satunya hasil dari kutukan yang gagal itu meninggalkan bekas yang khusus di dahinya, cacat berbentuk sambaran kilat. Kekalahan misterius Voldemort memberikan Harry sebutan khusus di kalangan dunia sihir, "Anak Laki-Laki yang Bertahan Hidup". Sebutan ini khususnya dikarenakan tidak ada penyihir yang diarah oleh Voldemort dapat bertahan hidup melawannya.

Pada malam berikutnya, seorang penyihir membawa Harry ke rumah Bibi dan Pamannya, Dursley, tempat di mana ia akan tinggal bertahun-tahun setelahnya. Keluarga Dursley adalah famili Harry yang kejam dan merupakan orang-orang non-penyihir. Mereka senantiasa berusaha menyembunyikan latar belakang Harry yang merupakan penyihir dan keturunan penyihir, dan memberinya hukuman jika terjadi kejadian-kejadian aneh.

Pada ulang tahunnya yang kesebelas, Harry mendapatkan kontak pertamanya dengan dunia sihir, ketika ia menerima surat dari Sekolah Sihir Hogwarts, yang berusaha disembunyikan oleh Paman dan Bibinya, hingga ia tidak berhasil membaca surat tersebut. Surat itu pada akhirnya dapat dibacanya setelah ia ditemui oleh Hagrid, Pengawas Binatang Liar di Hogwarts. Hagrid memberitahunya bahwa ia sesungguhnya adalah seorang penyihir, dan surat itu memberitahunya bahwa ia disediakan tempat untuk belajar di Hogwarts. Setiap jilid dari novel Harry Potter mengisahkan mengenai satu tahun kehidupan Harry, yang kebanyakan dihabiskannya dalam pelajaran di Hogwarts, di mana ia mempelajari penggunaan sihir dan membuat ramuan. Harry juga mempelajari bagaimana mengatasi rintangan-rintangan sihir, sosial, dan emosi selama masa remajanya. Dalam periode yang sama, Voldemort juga berusaha untuk kembali ke tubuh fisiknya dan mengembalikan seluruh kekuatannya, sementara Kementrian Sihir berusaha juga untuk menolak untuk mengakui adanya ancaman akan kembalinya Voldemort. Penolakan Kementerian Sihir ini kemudian menyebabkan banyak kesulitan bagi Harry Potter.

Dunia Harry Potter

Dunia sihir dalam kisah Harry Potter adalah dunia yang ada di dunia kita sekarang tapi juga sekaligus terpisah sama sekali secara sihir. Kalau diperbandingkan, dalam kisah fantasi Narnia dunia sihirnya merupakan dunia alternatif, sementara dalam Lord of the Rings Bumi-Tengah merupakan dunia mite pada masa lampau. Lingkungan sihir Harry Potter dikisahkan berada di tengah-tengah dunia kita saat ini, dengan benda-benda sihir yang mirip dengan benda-benda di lingkup non-sihir. Lembaga-lembaga dan lokasi-lokasinya pun mirip atau malah sama dengan yang berada di dunia nyata, seperti London. Lingkungan sihir sama sekali tidak dapat terlihat oleh populasi non-sihir (atau Muggle, misalnya: Keluarga Dursley).

Bakat sihir adalah kemampuan alami yang telah ada sejak lahir, tidak dapat muncul karena dipelajari. Mereka yang memiliki bakat sihir harus mengikuti pelajaran di sekolah-sekolah seperti Hogwarts untuk dapat menguasai dan mengontrolnya. Namun demikian, ada kemungkinan anak-anak yang lahir di keluarga penyihir yang hanya memiliki sedikit bakat sihir atau malah tidak ada sama sekali (disebut "Squibs", misalnya Mrs. Figg, Argus Filch). Para penyihir belum tentu dilahirkan dalam keluarga penyihir, dan banyak dari mereka yang dilahirkan dari orang tua (para Muggle) yang sama sekali tidak mengenal sihir. Mereka yang murni berdarah penyihir seringkali tidak terbiasa dengan dunia Muggle, malah terasa lebih aneh bagi mereka ketimbang kita memandang dunia mereka. Namun demikian, dunia sihir dan elemen-elemennya yang menakjubkan itu digambarkan sebagai dunia-yang-sangat-mirip-dengan-dunia-nyata. Salah satu tema utama dalam novel ini adalah keberadaan dunia sihir dan dunia biasa; di mana para tokohnya hidup dalam lingkungan yang memiliki masalah-masalah yang "normal", sekalipun mereka hidup di antara sihir.



* Kemurnian darah (Harry Potter):

Para penyihir pada umumnya memandang Muggle dengan sikap merendahkan dan curiga, masalahnya, sikap ini menjadi kefanatikan bagi sebagian kecil penyihir. Mereka yang fanatik ini mengkotak-kotakkan diri mereka atas dasar banyaknya leluhur mereka, di mana penyihir "berdarah-murni" (mereka yang keluarganya seluruhnya adalah penyihir) dianggap sebagai yang paling tinggi, penyihir "berdarah-campuran" (mereka yang memiliki keturunan penyihir dan Muggle) pada tingkat menengah, dan "kelahiran-Muggle" (mereka yang tanpa keturunan penyihir) sebagai yang terendah. Para pendukung kemurnian-darah percaya bahwa hanya mereka yang "berdarah-murni"-lah yang berhak mengontrol dunia sihir, dan tidak menganggap bahwa penyihir "kelahiran-Muggle" sebagai penyihir yang sesungguhnya. Beberapa dari mereka bahkan bertindak terlalu jauh dengan membunuhi para "kelahiran-Muggle" supaya jangan dapat mempelajari sihir. Kebanyakan kaum fanatik ini adalah berdarah-murni, sekalipun perlu dicatat bahwa Voldemort, yang mendukung fanatisme ini, sesungguhnya adalah penyihir berdarah-campuran. Selain itu, sebenarnya hanya tinggal sedikit sekali penyihir yang benar-benar berdarah-murni, oleh karena tanpa menikah dengan populasi Muggle, para penyihir lama kelamaan akan habis. Namun demikian, banyak keluarga penyihir yang menutupi bahwa ada di antara keluarga mereka yang menikahi kaum Muggle. Salah satu contoh keluarga seperti ini adalah dalam keluarga Black.(HP5)

* Burung hantu

* Asrama
* Quidditch

Publikasi besar-besaran Half-Blood Prince diwarnai dengan kontroversi yang tak terelakkan dan tidak terduga sebelumnya. Pada Mei 2005, para petaruh di Inggris menangguhkan taruhan mengenai tokoh utama mana yang akan tewas dalam buku tersebut karena kekhawatiran akan adanya petaruh dengan pengetahuan orang-dalam. Sejumlah taruhan besar dibuat untuk kematian Albus Dumbledore, kebanyakan berasal dari Bungay, Suffolk, tempat di mana buku-buku tersebut dicetak. Pertaruhan kemudian dibuka kembali. Kontroversi lainnya termasuk "hak membaca" buku-buku Potter yang tidak sengaja terjual sebelum tanggal peluncurannya, masalah lingkungan mengenai sumber dari kertas yang dipergunakna untuk mencetak jutaan buku tersebut, dan reaksi penggemar terhadap perkembangan plot dan pengungkapan dalam novel tersebut.

Pada awal Juli 2005, Real Canadian Superstore, sebuah toko retail besar di Coquitlam, British Columbia, Kanada, secara tidak sengaja menjual empat belas buku The Half-Blood Prince sebelum tanggal peluncuran yang resmi. Penerbit Kanada, Raincoast Books, mendapatkan perintah keras dari Mahkamah Agung British Columbia untuk melarang pembelinya membaca buku-buku tersebut sebelum tanggal rilis resmi dan melarang mereka untuk membicarakan isinya.

Para pembeli tersebut ditawari sebuah kaus Harry Potter dan buku yang telah ditandatangani penulisnya jika mereka mengembalikan buku-buku itu sebelum 16 Juli 2005.

Pada 15 Juli 2005, kurang dari 12 jam sebelum buku ini resmi diluncurkan, Raincoast memperingatkan koran The Globe and Mail yang mempublikasikan sebuah resensi dari seorang penulis Kanada pada tengah malam, sebagaimana dijanjikan koran tersebut, sebagai pelanggaran atas perintah pengadilan akan kerahasiaan perdagangan. Perintah pengadilan ini dengan segera menjadi berita di berbagai artikel berita yang menyatakan bahwa perintah itu telah melanggar hak-hak asasi. Seorang guru besar hukum Kanada, Michael Geist mengomentari masalah ini dalam weblognya.[rujukan?] Richard Stallman, seorang aktivis lingkungan dan pendiri GPL menyerukan pemboikotan, dan meminta penerbitnya untuk meminta maaf. The Globe and Mail mempublikasikan resensi dari dua orang penulis dari Inggris pada edisi 16 Juli, dan mempublikasikan resensi dari penulis asal Kanada tadi pada situs web mereka pada pukul 9 pagi. Penjelasan juga tersedia di situs web Raincoast.

Selain kontroversi tersebut di atas, pada minggu yang sama, sebuah toko swalayan Chicago, Walgreens, secara tidak sengaja[rujukan?] juga menjual sebuah buku tersebut. Ketika si pembeli membaca mengenai insiden di Kanada di Internet, pembeli ini menyatakan bahwa ia tidak akan mengembalikan buku tersebut, tapi ia tidak akan membaca novel tersebut hingga tanggal rilis Amerika Serikat.

Kontroversi Lingkungan Hidup

Buku Harry Potter ini juga membuat kontroversi pada masalah lingkungan hidup. Sebelum dan sesudah peluncuran buku tersebut, organisasi lingkungan Greenpeace dan National Wildlife Federation, mendorong konsumen di Amerika Serikat yang berencana membeli Harry Potter and the Half-Blood Prince untuk membelinya dari terbitan Kanada, Raincoast Books, yang mencetaknya di atas kertas daur ulang 2%, bebas-klorin, dan tidak menggunakan bahan dari pepohonan purba. Edisi Amerika Serikat pada buku tersebut, yang diterbitkan oleh Scholastic Press, dicetak di atas kertas yang tidak diketahui kadar persentase daur ulangnya, karena Scholastic menolak untuk mengumumkannya kepada publik. Namun Scholastic mengklaim di halaman terakhir buku tersebut, bahwa buku itu tidak menggunakan serat kayu dari pepohonan purba.

Pada saat ini masih ada dua film Harry Potter yang akan dirilis. Film keenam, Half-Blood Prince akan dirilis pada November 2008 dan film ketujuh, the Deathly Hallows.

Seri-seri Harry Potter

Seri# Judul bahasa Inggris Judul bahasa Indonesia
1 Harry Potter and the Sorcerer's Stone Harry Potter dan Batu Bertuah
2 Harry Potter and the Chamber of Secrets Harry Potter dan Kamar Rahasia
3 Harry Potter and the Prisoner of Azkaban Harry Potter dan Tawanan Azkaban
4 Harry Potter and the Goblet of Fire Harry Potter dan Piala Api
5 Harry Potter and the Order of the Phoenix Harry Potter dan Orde Phoenix ISBN 979-22-0652-3
6 Harry Potter and the Half-Blood Prince Harry Potter dan Pangeran Berdarah-Campuran ISBN 979-22-1763-0
7 Harry Potter and the Deathly Hallows Harry Potter dan Relikui Kematian ISBN 979-22-3349-0

MIMPI SANG GARUDA


Hidup ini kadang seperti pertandingan sepak bola. Ada pemain yang masuk, ada yang keluar. Kadang dia di pihak kita, kadang di pihak lawan. Datangnya bisa berdekatan waktunya, begitu juga keluar."

Novel Mimpi Sang Garuda mengisahkan perjuangan seorang anak yang sangat mendambakan menjadi pesepak bola profesional. Keandalan bermain bola melekat sejak kecil. Dia mendapat warisan kuat dari ayahnya yang dulu pemain bola nasional. Namun, meraih impian tak selamanya berjalan mulus. Rintangan justru datang dari orang yang dihormati dan dicintai. Kakeknya
Mimpi Sang Garuda adalah buku pertama dari trilogi Garuda di Dadaku. Sebuah naskah film yang kemudian dijadikan buku berseri, yaitu Mimpi Sang Garuda, Garuda di Dadaku, dan Garuda Menantang Matahari. Novel ini merupakan tulisan prekuel sebelum penayangan film Garuda di Dadaku di gedung bioskop. "Tentu saja novel ini tidak akan tertulis jika tidak ada karakter-karakter kuat hasil karya penulis skenario andal, Salman Aristo," ujar Benny Ramdhani yang sudah menelurkan sembilan novel anak-anak.
Tokoh utama di novel ini bernama Bayu. Murid kelas lima SD Percontohan. Kehebatan Bayu bermain sepak bola tak ada duanya. Ketika menggiring bola sulit dikendalikan hingga memuluskan langkah menjebol pertahanan gawang lawan. Tak heran anak semata wayang Pak Ali ini mendapat julukan Garuda di lapangan. Seolah Bayu sedang mencengkeram bola sekuat burung garuda.

Baginya tiada hari tanpa sepak bola. Di sekolah pun setiap ada waktu luang pasti bermain bola. Walaupun sekadar main gol-golan satu lawan satu. Lawan berlaganya adalah Erwin yang juga teman sebangkunya.

Novel ini diawali suatu pagi Bayu asyik bermain bola di halaman sekolah. Muncul mobil bermerek masuk ke halaman. Dari kendaraan itu turun anak laki-laki sebaya Bayu. Anak itu berkaca mata, kulitnya bersih tipe orang kaya. Keisengan Bayu dan Erwin muncul. Erwin mengarahkan bola ke anak baru tersebut. "Eh, tendangin dong bolanya ke sini," teriak Bayu yang ingin mengetahui reaksi si anak baru.

Namun si anak itu diam saja. "Kakinya pincang kali." Kembali Erwin berteriak. Tapi, anak baru itu bernama Heri tak mau menanggapi.

Kedua murid kelas lima ini terperangah ketika melihat sopir mengeluarkan sesuatu dari bagian belakang mobil van. Ternyata kursi roda, lalu anak itu duduk di kursi roda tersebut. Erwin pun panik. "Wah, dosa, deh, tadi," bisiknya. Mulutmu adalah harimaumu.

Konflik Bayu menggapai cita-cita muncul ketika kakeknya memutuskan hijrah dari Malang ke Jakarta. Dia ingin tinggal menghabiskan masa pensiun bersama anak, menantu, dan cucunya. Bagi Bayu tak masalah kakek tinggal serumah. Toh rumah yang ditinggali Bayu sebenarnya milik kakeknya.

Tapi, ada satu hal yang membuat Bayu kesal. Kakek Usman anti dengan apa pun yang berkaitan dengan sepak bola. Kebenciannya bukan tanpa sebab. Kakek kecewa dengan anak semata wayangnya --ayah Bayu-- yang memilih menjadi pemain bola. Padahal, dia mengharapkan anaknya bekerja di perusahaan minyak.

KING


"… Hiduplah Indonesia Raya…" Lagu kebangsaan Indonesia Raya berkumandang di halaman rumah Pak Tejo di Dusun Jampit, Banyuwangi, Jawa Timur. Sebuah dusun yang berada di kaki Gunung Ijen. Seluruh warga dusun berkumpul di halaman rumah Pak Tejo, untuk nonton bareng kejuaraan bulutangkis Asian Badmintond Championship.

Guntur , anak Pak Tejo, berhasil memenangi kejuaraan itu. Yah warga Dusun Jampit yang sepi itu berhasil menjadi juara! Sebuah kebanggaan bagi mereka, sebuah dusun yang memang memiliki tradisi kejuaraan bulutangkis tingkat kampung, berhasil menelurkan juara tingkat dunia.

Di atas adalah sekelumit cerita tentang novel King, sebuah novel adaptasi dari film dengan judul sama. Biasanya film diputar dulu lalu dituliskan versi naskah tulis atau dibalik, novel muncul duluan barulah difilmkan. Yang ini agak beda, kedua versi itu diluncurkan pada saat bersamaan 25 Juni 2009 lalu.

Iwok Abqary dipercaya sebagai penulis naskah novel King. Pria yang kerap menulis cerita anak ini – seperti halnya kisah dalam novelnya – “berlomba” dengan film yang diadaptasinya.

Tentu saja Iwok tidak akan bisa menghadirkan gambaran jelas tentang Dusun Jampit kepada pembaca, tidak akan bisa menghadirkan rusa-rusa yang bermain di Savanna Gunung Ijen, bahkan tak bisa menghadirkan sosok Guntur sang lakon dalam cerita ini.

Sangat beda dengan film. Sebuah media yang mendekatkan latarbelakang lokasi, tokoh dan sebagainya kepada penonton.
Yang sama, kedua-duanya tak bisa menghadirkan betapa menyengatnya bau belerang kawah Ijen, apalagi bagi orang yang tak biasa membau belerang.

Tapi layaknya naskah tulis. Ia menghadikan teater minda (theatre of mind). Sebuah kekuatan imajinasi yang membawa kenikmatan diri si pembacanya. Melalui naskah tulis, setiap pembaca dipersilakan mengambarkan latar cerita melalui uraian dari sang penulis. Menuruti setiap detil kalimat, membayangkan jauh ke dusun Banyuwangi. Bahkan menerawang jauh ke belakang saat sang legenda bulutangkis Indonesia , Liem Swie King, diarak di Kota Kudus.

Iwok memainkan peran itu dengan menebar detil-detil deskripsi lokasi dan emosi di sepanjang cerita. Melalui tanda baca, melalui ketikan panjang sebuah huruf demi menggambarkan teriakan dan sebagainya.

Iwok mencoba menjadi sutradara bagi setiap pembacanya, menyusun adegan demi adegan dalam minda (pikiran) masing-masing pembaca.

Iwok menggantung perasaan pembaca di banyak jeda. Sedih, marah, kecewa, riang, haru dipadunya menjadi satu.
Novel ini berkisah tentang perjuangan anak manusia demi meraih cita-cita. Novel anak-anak yang bisa menjadi inspirasi.
Insipari bagaimana meraih cita-cita. Inspirasi bagaimana sebuah olahraga dapat diceritakan secara menarik. Layaknya orang Hollywood mengisahkan olahraga basket maupun baseball atau rugby, olahraga favorit orang Amerika.

MARYAMAH KARPOV


Maryamah Karpov adalah novel keempat karya Andrea Hirata yang diterbitkan oleh Bentang Pustaka pada November 2008. Maryamah Karpov merupakan buku terakhir dari Tetralogi Laskar Pelangi dan terdiri dari 2 buku , bagian pertamanya dengan sub judul : Mimpi-Mimpi Lintang. Di buku ini rencananya Andrea akan mengisahkan tentang Arai, Lintang, A Ling, dan beberapa pertanyaan yang belum sempat terjawab di 3 buku terdahulu.

Maryamah Karpov dirilis pada tanggal 28 November 2008 di toko buku MP Book Point, Jakarta, dan beredar secara resmi mulai tanggal 29 November 2008.Launching buku ini mendapatkan expose yang cukup besar dari media massa dan mendapat perhatian banyak dari khalayak pecinta buku terutama oleh penggemar tetralogi Laskar Pelangi. Bahkan ada beberapa pihak yang menganggap antusiasme terhadap perilisan buku Andrea Hirata ini sebagai JK Rowling-nya Indonesia.

Petikan dari buku Maryamah Karpov :

Keberanian dan keteguhan hati telah membawa Ikal pada banyak tempat dan peristiwa. Dengan sepenuh hati, Ikal rela berlayar mengunjungi pulau "Batuan" atau lebih dikenal sebagai pulau tempat para lanun berkumpul dan bersembunyi dari polisi. Ikal bersusah payah ke pulau itu hanya untuk bertemu A Ling, ia tidak peduli akan nyawanya. Keberaniannya ditantang ketika tanda-tanda keberadaan A Ling tampak. Dia tetap mencari, meski tanda-tanda itu masih samar. Dapatkah keduanya bertemu kembali? Novel ini menceritakan semua hal tentang Laskar Pelangi, A Ling, Arai, Lintang, dan beberapa tokoh dalam cerita sebelumnya. Tetap dengan sihir-sihir yang berupa kata-kata dalam bentuk tulisan, Anda akan dibawa Andrea pada kisah-kisah yang menakjubkan sekaligus mengharukan.

EDENSOR


 Ikal yang akhirnya bertemu dengan Arai lagi sangat gembira karena doanya terkabul. Akhirnya Ia dan Arai sama-sama mendapat
beasiswa di Eropa tempat impian masa kecil mereka. Di Eropa, Ikal dan Arai memutuskan untuk berkeliling ke negara. berbagai pengalaman mereka dapatkan, mulai jadi pengamen jalanan sampai nyawa mereka hampir menjadi taruhan karena kejamnya kehidupan. Mereka menjadi sasaran empuk para perampok, untungnya ada seorang lelaki yang baik hati menolong mereka.
Karena ada masalah dengan paru-parunya, Arai terpaksa pulang ke Indonesia pada waktu musim dingin. Ikal yang sedih karena harus berpisah dengan sahabatnya dan harus pindah kuliah, akhirnya melanjutkan perjalanannya seorang diri. Tanpa perencanaan dan diluar dugaannya, ia sekarang sudah berada ditempat yang keindahannya selalu menjadi semangat untuk mengejar cita-citanya. Tempat itu adalah Edensor.
Edensor memberi tahu kita banyak pengalaman tentang kejamnya dunia luar.

SANG PEMIMPI



Sinopsis

Dalam Sang Pemimpi, Andrea bercerita tentang kehidupan ketika masa-masa SMA. Tiga tokoh utamanya adalah Ikal, Arai dan si kuda. Ikal- alter egonya Andrea Hirata. Arai-saudara jauh yang yatim piatu yang di sebut sempei keramat karena anggota keluarga terakhir yang masih hidup dan akhirnya menjadi saudara angkat dan Jimbron-seorang yatim piatu yang terobsesi dengan kuda dan gagap bila sedang antusias terhadap sesuatu atau ketika gugup.

Ketiganya (mati?) dalam kisah persahabatan yang terjalin dari kecil sampai mereka bersekolah di SMA Negeri Bukan Main, SMA pertama yang berdiri di Belitung bagian timur. Bersekolah di pagi hari dan bekerja sebagai kuli di pelabuhan ikan pada dini hari, dari ketagihan mereka menonton film panas di bioskop dan akhirnya ketahuan guru mengaji mereka , perpisahan Jimbron dengan ikal dan Arai yang akan meneruskan kuliah di Jakarta yang akhirnya membuat mereka berdua terpisah tetapi tetap akan bertemu di Perancis. Hidup mandiri terpisah dari orang tua dengan latar belakang kondisi ekonomi yang sangat terbatas namun punya cita-cita besar , sebuah cita-cita yang bila dilihat dari latar belakang kehidupan mereka, hanyalah sebuah mimpi.
 Tokoh-tokoh
Tokoh Utama

1. Ikal adalah anak kampung yang miskin yang dimiliki negara
2. Arai adalah tokoh sentral dalam buku ini. Menjadi saudara angkat Ikal ketika kelas 3 SD saat ayahnya (satu-satunya anggota keluarga yang tersisa) meninggal dunia. Seseorang yang mampu melihat keindahan di balik sesuatu, sangat optimis dan selalu melihat suatu peristiwa dari kaca mata yang positif. Arai adalah sosok yang begitu spontan dan jenaka, seolah tak ada sesuatupun di dunia ini yang akan membuatnya sedih dan patah semangat.
3. Jimbron, anak yatim piatu yang diasuh oleh seorang pastur Katolik bernama Geovanny.Laki-laki berwajah bayi dan bertubuh subur ini sangat polos. Segala hal tentang kuda adalah obsesinya, dan gagapnya berhubungan dengan sebuah peristiwa tragis yang memilukan yang dia alami ketika masih SD , dulu ayahnya sekarat di depan matanya maka ia membawa ayahnya dengan sepeda yang lajunya lama sampai di puskesmas ayahnya meninggal di depan matanya dan waktu ditanyai orang-orang di sudah terlanjur gagap karena terlalu banyak menangis sampai tersendat-sendat ia selalu berfikir jika saja waktu itu dia menaiki kuda pasti ayahnya tertolong. Jimbron adalah penyeimbang di antara Arai dan Ikal, kepolosan dan ketulusannya adalah sumber simpati dan kasih sayang dalam diri keduanya untuk menjaga dan melindunginya.

Tokoh Lain

1. Pendeta Geovanny, ia adalah seorang Katolik yang mengasuh Jimbron selepas kepergian kedua orangtua Jimbron. Meskipun berbeda agama dengan Jimbron, beliau tidak memaksakan Jimbron untuk turut menjadi umat Katolik. Bahkan beliau tidak pernah terlambat mengantar Jimbron pergi ke masjid untuk mengaji.
2. Pak Mustar adalah salah satu pendiri SMA Bukan Main. Ia adalah wakil kepala sekolah SMA Bukan Main, seorang yang baik dan cukup sabar namun berubah menjadi tangan besi ketika anaknya sendiri justru tidak diterima masuk ke SMA tersebut karena NEMnya kurang 0,25 dari batas minimal.Terkenal dengan aturan-aturannya yang disiplin dan hukuman yang sangat berat. Namun sebenarnya beliau adalah pribadi yang sangat baik dan patut dicontoh.
3. Pak Ichsan Balia; Kepala Sekolah SMA Negeri Bukan Main.Laki-laki muda, tampan, lulusan IKIP Bandung yang masih memegang teguh idealisme.
4. Nurmala; Zakiah Nurmala binti Berahim Mantarum,gadis pujaan Arai sejak pertama kali Arai melihatnya. Nurmala adalah gadis yang pandai, selalu menyandang ranking 1. Ia juga penggemar Ray Charles dengan lagunya "I Can't Stop Loving You" dan Nat King Cole dengan lagunya When I Fall in Love.
5. Laksmi; gadis pujaan Jimbron. Telah kehilangan kedua orangtuanya dan tinggal serta bekerja di sebuah pabrik cincau. Semenjak kepergian orangtuanya ia tidak pernah lagi tersenyum, walaupun senyumnya amat manis. Ia baru dapat tersenyum ketika Jimbron datang mengendarai sebuah kuda.
6. Capo Lam Nyet Pho; Seorang yang memungkinkan berbagai hal sebagai objek untuk bisnisnya. Bahkan ketika PN Timah terancam kolaps, ia melakukan ide untuk membuka peternakan kuda meskipun kuda adalah hewan yang asing bagi komunitas Melayu.
7. Taikong Hamim; Guru mengaji di masjid di kampung Gantung.Dikenal sebagai sosok nonkonfromis dan sering memberlakukan hukuman fisik kepada anak-anak yang melakukan kesalahan.
8. Bang Zaitun; Seniman musik pemimpin sebuah kelompaok Orkes Melayu. Dikenal sebagai orang yang pernah mempunyai banyak pacar dan hampir memiliki 5 istri. Sebenarnya kunci keberhasilannya dalam percintaan adalah sebuah gitar. Ia pun mengajarkan hal tersebut pada Arai yang sedang mabuk cinta dengan Nurmala.
9. A Kiun; Gadis Hokian penjaga loket bioskop.
10. Nurmi; Berbakat memainkan biola, mewarisi biola dan bakat dari kakeknya yang ketua kelompok gambus di Gantung. Nurmi adalah tetangga Arai dan Ikal, seumuran, dan dia adalah gadis yang sangat mencintai biola.
11. Pak Cik Basman; Seorang tukang sobek karcis di sebuah bioskop di Belitong.
12. A Siong; Pemilik toko kelontong tempat Ikal dan Arai berselisih tentang penggunaaan uang tabungan
13. Deborah Wong; Istri A Siong dan ibu dari Mei Mei. Perempuan asal Hongkong yang tambun dan berkulit putih.
14. Mei Mei; Gadis kecil anak Deborah Wong.

dealova



SINOPSIS

Ibel (Evan Sanders) adalah cowok ganteng teman Iraz. Dan Dira (Benjamin Joshua) adalah ketua basket di sekolah. Mereka berdua sama-sama jatuh cinta pada Karra (Jessica Iskandar), adik Iraz (Rizky Hanggono), ketua basket di sekolah Dira.

Dira dan Ibel jatuh cinta dengan cara yang berbeda. Dira selalu bersikap angkuh dan ketus. Sedangkan Ibel selalu bersikap penuh perhatian dan sayang pada Karra. Akan tetapi, bukan dengan Ibel akhirnya Karra pacaran, tetapi dengan Dira. Sungguh tidak adil.

Apalagi kemudian kebahagiaan Karra seperti terancam pupus ketika kemudian diketahui bahwa karena sakitnya, Dira tidak akan lama lagi menjalani umurnya. Akankah, Ibel mampu merebut perhatian dan cinta Karra dalam kesempatannya yang kedua ?

Difilmkan dari sebuah novel yang ditulis oleh seorang anak remaja SMP yang segera menjadi best seller (hingga sekarang sudah mencapai lebih dari 10 kali cetak ulang sejak cetakan pertamanya bulan Mei 2004 ), Dealova adalah kisah yang mewakili bukan saja persoalan remaja dalam memaknai peristiwa-peristiwa yang dialaminya, akan tetapi juga impian mereka akan cinta, kasih sayang dan pesahabatan. Ditambah dengan pernak-pernik dunia band dan basket yang telah menjadi bagian yang populer dari kehidupan anak-anak muda.

Kepiawaian Dealova dalam menggambarkan pernak pernik kehidupan remaja yang diwakilinya telah membuat kisah tentang Karra ini bacaan yang menjadi bacaan ‘wajib? remaja Indonesia saat ini. Karra adalah ikon remaja berikutnya setelah Lupus dan Si Boy di era 80-an. Dan yang membuatnya menjadikan Dealova amat berbeda adalah bahwa Karra mewakili dunia remaja putri Indonesia, yang bisa dibilang adalah pertama kalinya dalam keberadaan bacaan popular di Indonesia. Dealova adalah teenlit-nya Indonesia.

;;